Kamis, 15 Maret 2012

Materi Workshop KWU Kab. PBG 3


PENYUSUNAN RENCANA BISNIS - USAHA  


I. PENDAHULUAN

Jika kita seorang pemilik bisnis atau akan memasuki bisnis untuk pertama kali, kita harus menyusun suatu rencana bisnis. Apakah hal tersebut untuk menaikkan dan memperoleh tambahan modal atau untuk suatu fokus bisnis yang lebih jelas. Suatu rencana bisnis sama pentingnya dengan sebuah peta bagi pencari harta karun. Jalur menuju tujuan akhir anda mempunyai suatu urutan-urutan yang logis, suatu peta yang baik akan dengan mudah menghantarkan kita untuk sampai ke sasaran. Setiap bisnis akan mempunyai perbedaan dan situasi yang muncul pada masa kini sangatlah bervariasi, namun untuk menyusun sebuah rencana bisnis,
peraturan-peraturan dan pola-pola tertentu harus diikuti.
"SEORANG PEMILIK BISNIS YANG GAGAL MEMBUAT RENCANA BERARTI TELAH MERENCANAKAN KEGAGALAN "

II. RENCANA BISNIS


2.1. PUTUSKAN PILIHAN BISNIS ANDA

Dalam melakukan pilihan bisnis sangat tergantung pada beberapa faktor yakni: Berapa banyak uang yang harus diinvestasikan. Bisakah kita menarik investor lainnya untuk ikut dalam bisnis yang akan kita usahakan. Berapa laba yang diharapkan. Apa keahlian yang kita miliki. Apa yang paling ingin kita lakukan. Apakah kita mau bekerja lebih keras dan lebih lama.

2.1.1. Mulai Dengan Mengumpulkan Informasi

Berbagai sumber informasi yang penting. Kamar Dagang dan Industri. Pameran dagang. Pertemuan jaringan local. Media Masa ( koran, tabloid, majalah, TV, Internet) Kedutaan dan lainnya.

2.1.2 Defenisikan Bisnis

Tulislah sebuah pernyataan misi sebanyak lima puluh kata atau kurang yang menggaris-besarkan apa yang akan kita jual, kepada siapa dan apa yang akan membuat bisnis kita berbeda.

2.1.3 Tentukan Nama Bisnis

Nama mencerminkan harapan jadi jagalah nama tersebut tetap sederhana dan deskriptif. Buatlah nama tersebut berbeda dan dapat langsung dikenal dan hindari kata yang berlebihan dan kata sifat yang terlalu panjang. Nama bisnis seharusnya menjadi seperti sebuah judul dalam sebuah artikel. Uraikan siapa kita dan apa yang kita lakukan dalam nama tersebut, jangan membuat calon pelanggan kita menebak-nebak apa yang sedang kita lakukan.Misalnya "Bakso Malang" memberikan hasil yang jauh lebih efektif dari pada "Makanan Malang".  


2.2 TUJUAN MENYUSUN RENCANA BISNIS

Rencana bisnis kita adalah jantung dan jiwa operasi dan perangkat dokumen yang paling penting yang akan kita berikan kepada setiap lembaga peminjam dana atau investor potensial.

Rencana bisnis menjelaskan semua pendanaan yang diperlukan dan memberikan informasi pendahuluan tentang usaha kita kepada para lembaga peminjam dan investor. Gunakan rencana bisnis untuk berbagai tujuan penting sebagai berikut ;
  1. Memegang kendali atas kehidupan wirausaha kita. Rencana bisnis merupakan bukti dari inisiatif kita, karena menunjukkan bahwa kita mempunyai disiplin untuk memfokuskan energi, pikiran pada suatu proyek penting dan memahami bagaimana cara mencapai kemajuan dan pertumbuhan, menyelesaikan maslah yang menghadang ditengah jalan dan mencapai sasaran-sasaran tertinggi.
  2. Sebagai gambar sebuah cetak biru utama. Rencana bisnis bagi wirausaha sama dengan gambar arsitektur detail bagi pembangunan gedung. Rencana bisnis menentukan detail-detail yang akan digunakan dalam mencapai tujuan-tujuan kita.
  3. Sebagai alat komunikasi terhadap rencana utama. Rencana bisnis adalah sebuah pernyataan tentang tujuan yang akan memungkinkan kita menyampaikan kepada para kolega suatu agenda langkah demi langkah untuk mencapai sasaran.
  4. Dapat digunakan untuk menarik uang ke proyek. Pemasok modal potensial dan sumber pendanaan, investo
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
CONTOH

PROPOSAL/USULAN
PROGRAM MAHASISWA WIRAUSAHA
(ENTERPRENEUR STUDENT PROGRAM)
TAHUN 2010


A.  Judul Rencana Usaha  :  ”AYAM KAMPUNGKU JAYA” Sebuah Peternakan Ayam Kampung

B.  Pengelola  :
Ø Nama                                                      :          F.X. Suyudi                                 
Ø Alamat                                                    :          Tirip, Banjarasri, Kalibawang, Kulon Progo.
                                                                 
C.  Dosen Pembimbing
Ø Nama                                                     : Drs. Z. Bambang Darmadi, MM.
                                                                :         

Waktu Pelaksanaan                                          :  8 (delapan) bulan, April – November 2010
Biaya yang diusulkan                                       :  Rp. 8.000.000


                                                                                            Yogyakarta, 8 Maret2010
Mengetahui :                                                                            Penanggungjawab,
Dosen Pembimbing,




Drs. Z. Bambang Darmadi, MM.                                                        F.X. Suyudi
                                                                                                
1.    LATAR BELAKANG UNIT USAHA
Kebanyakan orang pedesaan hidupnya sangat monoton. Mereka tidak berani membuat terobosan-terobosan. Mereka hanya mengikuti tradisi nenek moyang yang sudah berjalan bertahun-tahun dan turun-temurun. Termasuk bagaimana mereka mencari kebutuhan hidup sehari-hari untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka.
Pertanian yang mereka lakukan dari tahun ketahun sistemnya sama tanpa ada perkembangan dan variasi yang berarti. Demikian juga peternakan. Mereka beternak hanya sekedar “klangenan”, atau kerja sampingan. Beternak ayam kampung, misalnya, hanya dibiarkan berkeliaran, jumlah yang terbatas dan kalau butuh uang dijual. Atau yang dikenal dengan beternak secara ekstensif. Artinya mereka tidak mengelola ternak ini sebagai peluang bisnis yang dikelola dengan baik dan mengahasilkan produk yang maksimal.
Padahal peternakan, khususnya ternak ayam kamung sangat potensial dikembangkan, karena lahan yang luas, mudah didapat, mudah membudidayakan dan akrab dengan mereka dan menghasilkan nilai yang menjanjikan. Nilai gisi yang tinggi menjadi nilai tambah. Bisnis peternakan ayam kampung juga ikut melestarikan fauna asli Indonesia.
Disamping produk daging, bisnis ternak ayam kampung juga menghasilkan telur, anak ayam, dan juga menghasilkan produk sampingan yaitu kotoran ayam yang bisa dimanfaatkan sebagai sumber energi, yang disebut biogas, pakan ternak, ikan atau dimanfaatkan sebagai pupuk yang kualitasnya jauh lebih baik dari pupuk buatan pabrik. Kotoran ayam sebagai pupuk ini tidak akan merusak tanah, justru akan menggemburkan tanah dan menyuburkan tanaman, khususnya tanaman sayur-sayuran maupun palawija. Peluang bisnis yang cukup menjanjikan apabila dikelola dengan baik dan dikemas dengan baik.

1.1    DATA UNIT USAHA
a.         Nama Perusahaan     : “AYAM KAMPUNGKU JAYA” Sebuah Peternakan Ayam Kampung
b.        Bidang Usaha           : Peternakan Ayam Kampung
c.         Jenis Produk / Jasa   : Ayam Kampung
d.        Alamat Perusahaan   : Tirip, Banjarasri, Kalibawang, Kulon Progo, Yogyakarta
e.         Nomor Telepon        : 085220410998
f.         Nomor Fax               : -
g.        Alamat Email           : fxsuyudi@yahoo.com
h.        Situs Web                 : suyudikampungchick.blogspot.com
i.          Mulai Berdiri            : 1 Mei 2010


1.2 BIODATA USAHAWAN
a.         Nama                          : F.X. Suyudi
b.        Jabatan                        : Mahasiswa
c.         Tempat dan Tgl Lahir : Kulon Progo, 8 Juni 1968
d.        Alamat Rumah           : Tirip, Banjarasri, Kalibawang, Kulon Progo, Yogyakarta
e.         Nomor Telepon           : 085220410998
f.         Nomor Fax                 : -
g.        Alamat Email              : fxsuyudi@yahoo.com

1.3  STRUKTUR ORGANISASI DAN JOB DESCRIPTION



 



 



Job Pemilik:
- Persiapan bahan baku kandang
-  Administrasi Umum
-  Pembelian bahan pakan
-  Penjualan

Job Bagian Produksi:
-  Memberi makan ayam pagi dan sore
-  Menyediakan minum ayam bila habis
-  Membersihkan kandang dan lingkungan kandang
-  Mengawasi kesehatan
-  Dll.

Kualifikasi Bagian Produksi:
-  Lulusan SLTA/Kejuruan (didampingi dan diberi pengertian/pelatihan tentang beternak ayam)
-  Laki-laki
1.4    SUSUNAN PEMILIK / PEMEGANG SAHAM

Perusahaan ini adalah milik perseorangan (kepemilikan tunggal) dan saya (F.X. Suyudi, penulis) sebagai pemilik perusahaan ini.

2.    ANALISIS PASAR DAN PEMASARAN / KONSEP BISNIS

2.1    PRODUK / JASA YANG DIHASILKAN
Produk dari usaha peternakan ayam kampung pedaging adalah ayam kampung hidup siap potong. Produk ayam kampung pedaging siap potong ini merupakan produk yang sangat dibutuhkan setiap orang karena nilai protein hewani. Setiap orang setiap hari membutuhkan 150 mg protein. Dan daging ayam kampung merupakan salah satu makanan yang sangat terjangkau dibandingkan dengan protein hewani lainnya.

2.2    GAMBARAN PASAR
300px-Lokasi_DIY_Kabupaten_Kulonprogo_svg.pngMelalui survei pengamatan dan wawancara, diperoleh data bahwa sebagian besar orang menyukai daging ayam kampung. Disamping cita rasa yang khas, kandungan protein menjadi pilihan. Setiap orang membutuhkan protein setiap harinya. Itu merupakan kebutuhan dasar manusia. Dan tidak diragukan lagi bahwa setiap orang suka akan daging ayam kampung. Perbandingan jumlah orang yang begitu banyak dengan populasi ayam kampung yang sedikit maka tidak diragukan lagi bahwa kebutuhan ayam kampung masih sangat tinggi. Apalagi dengan tingkat kesadaran manusia yang semakin tinggi terhadap kesehatan dan tingkat kesejahteraan yang semakin meningkat maka kebutuhan akan daging ayam kampung juga akan semakin meningkat.
Wilayah awal pemasaran produk ayam kampung meliputi wilayah Kabupaten Kulon Progo bagian Utara kemudian Utara dan Tengah dan akhirnya meliputi seluruh Kabupaten Kulon Progo dan sekitarnya. Kabupaten Kulon Progo adalah kabupaten bagian barat Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Dengan penduduk ± 380.000 orang merupakan daerah pedesaan yang infrastrukturnya terus berkembang dan akses jalan yang sudah bagus.

Dengan melihat harga ayam kampung pedaging siap potong yang rata-rata untuk betina adalah Rp 25.000 s/d Rp 40.000  dan ayam jantan sedikit di atas harga ayam betina, maka daya beli di wilayah Kabupaten Kulon Progo dan sekitarnya sangat kuat. Didukung lagi bahwa cita rasa yang khas dari ayam kampung sangat melekat di lidah mereka dan untuk wilayah ini yang notabene pedesaan yang masih menjunjung tinggi budaya bahwa setiap mengadakan selamatan ataupun syukuran harus menggunakan “ingkung” ayam kampung.

Sistem penjualan yang saya lakukan adalah dengan PERSONAL SELLING, Word of Mouth. Penjualan langsung kepada konsumen akhir yaitu rumah tangga-rumah tangga ataupun kepada para pedagang ayam kampung (distributor).

2.3    TARGET ATAU SEGMEN PASAR YANG DITUJU
Target pasar secara geografis: seluruh Kabupaten Kulon Progo dan sekitarnya. Target pasar secara demografis: semua lapisan masyarakat.

2.4    TREND PERKEMBANGAN PASAR
Jumlah penduduk Kabupaten Kulon Progo pada tahun 2005 adalah 371.336 orang, pada tahun 2007 adalah 374.445. Pada tahun 2009 diperkirakan 377.554 orang, dan akhir tahun 2010 adalah 379.109. Karena tiap tahun diperkirakan jumlah penduduk naik 1.555 orang maka pada tahun 2011 jumlah penduduk di Kabupaten Kulon Progo menjadi 380.664 orang dan pada tahun 2012 mejadi 382.219 orang, tahun 2013=383.774 orang, tahun 2014=385.329 orang.
Tiap orang tiap hari harus mengkonsumsi protein 150 mg atau 0,00015 kg. Dengan jumlah penduduk pada tahun 2010 sebesar 379.109 orang x 0,00015 kg protein = 56,87 kg kebutuhkan protein tiap hari. Berat ayam per ekor adalah rata-rata 1 kg. Kontribusi daging ayam misalnya 50% maka tiap harinya penduduk Kabupaten Kulon Progo membutuhkan ayam 29 ekor ayam. Jadi dalam satu bulan penduduk Kabupaten Kulon Progo membutuhkan 870 ekor ayam kampung. Dalam setahun membutuhkan 870 x 12 = 10.440 ekor. Namun kenyataannya orang di luar Kabupaten Kulon Progopun juga akan menjadi konsumen. Jumlah tersebut tentu akan semakin bertambah.


Konsumsi ayam kampung Kabupaten Kulon Progo:

TAHUN
JML AYAM
NILAI (dalam Rp)
2010
3.838
95.940.000
2011
3.854
105.985.000
2012
3.870
114.939.000


2.5     PROYEKSI PENJUALAN

1.    Harga anak ayam DOC (day old chick) adalah Rp 4.000/ekor. Untuk 300 ekor anak ayam  diperlukan modal sebesar: Rp 4.000 x 300 ekor = Rp 1.200.000
2.    Biaya pakan per ekor ayam adalah Rp 81,56,11/hari. Untuk 300 ekor ayam selama 3 bulan sebesar Rp 79,11 x 300 ekor – mortalitas 3% x 90 hari = Rp 2.136.000
3.    Vaksinasi dan obat-obatan Rp 200/ekor sehingga total untuk semua Rp 200 x (300 ekor – 0.03) = Rp 60.000
4.    Tenaga kerja 1 orang (pemilik) per bulan Rp 750.000. Selam 3 bulan membutuhkan dana sebesar: Rp 750.000 x 3 bulan = Rp 2.250.000
5.    Biaya pembuatan kandang dan biaya tempat makan dan minum: Rp 450.000 dengan nilai ekonomis 3 tahun, jadi Rp 1.350.000:36 = Rp 112.500
6.    Biaya-biaya lain sebesar Rp 60.000

Total biaya untuk 300 ekor ayam sebesar Rp 5.818.500

Pendapatan Usaha:
Harga ayam Rp 23.000/ekor, jadi (300 ekor – 0.03) = 291 ekor x Rp 23.000= Rp 6.693.000

Laba Usaha
Rp 6.693.000 – Rp 5.818.500 = Rp 874.500



TAHUN
JML AYAM
MORTALITAS
NILAI (dalam Rp)
2010
300
3%
6.693.000
2011
2.400
3%
53.544.000
2012
4.800
3%
107.088.000


2.6    RENCANA STRATEGI PEMASARAN
Pada tahun 2010 sebagai awal usaha peternakan ayam kampung saya akan memelihara 300 ekor ayam kampung yang diperlihara selama 3 bulan untuk kemudian dijual. Pada tahun 2011 jumlah ternak dinaikan 100% menjadi 600 ekor ayam kampung dan tahun 2012 peliharaan ayam kampung menjadi 1.200 ekor.

Dengan mengembangkan produk ternak ayam kampung ini maka wilayah pemasaran bisa meluas dai awal wilayah Kabupaten Kulon Progo Utara, kemudian Tengah dan pada akhirnya seluruh Kabupaten Kulon Progo dan sekitarnya.

2.7  ANALISIS KELAYAKAN BISNIS / ANALISIS DAMPAK DAN RESIKO USAHA  (SWOT ANALYSIS)

a.    DAMPAK TERHADAP MASYARAKAT SEKITAR
Dampak usaha peternakan ayam kampung dalam pemasaran terhadap masyarakat sekitar sangatlah positif. Kebutuhan daging masyarakat sebagai kebutuhan akan protein di Kabupaten Kulon Progo dan sekitarnya bisa tercukupi.

Dampak dari organisasi dan SDM terhadap masyarakat sangat menguntungkan bagi masyarakat sekitar, dimana masyarakat sekitar bisa mengetahui cara-cara beternak yang profesional dan dampak dari organisasi dan SDM peternakan bagi masyarakat sekitar yang paling besar adalah penyerapan tenaga kerja dan kerja sama sosial lainnya.

Dampak produksi dan teknologi peternakan terhadap masyarakat tentu banyak yang positif. Mereka bisa menjual kepada kami produk pakan misalnya: jagung kuning, bekatul (dedak), singkong, kedelai, bungkil kelapa maupun ikan kering.
Dari segi pencemaran udara yang dihasilkan dari kotoran ayam akan rutin dinetralisir dengan zat kimia supaya tidak menimbulkan bau yang mengganggu. Dan Untuk menghindari polusi udara terutama dari bau kotoran ayam maka tempat kandang harus agak jauh dari pemukiman penduduk.

b.   ANALISIS RESIKO USAHA
Alokasi dana untuk pembuatan kandang, pembelian bibit ayam kampung, jumlah karyawan dan biaya produksi harus seefektif dan seefisien mungkin. Pengontrolan harus berjalan terus. Resiko usaha peternakan ayam kampung yang sering terjadi adalah kematian ayam kampung, perkembangan ayam kampung yang tidak maksimal dan hasil telur yang tidak maksimal. Disamping itu juga mahalnya bahan dasar makanan tambahan untuk rangsum makanan.

c.    ANTISIPASI RESIKO USAHA
Pembuatan kandang yang sesuai dan memenuhi standar kesehatan, efektif dan efisien. Pemilihan bibit ayam kampung yang unggul. Untuk menghindari kematian dan perkembangan ayam kampung yang tidak maksimal maka dilakukan vaksinasi (terutama untuk mencegah virus ND) selama 3 kali yaitu masa awal, remaja dan masa sebelum produksi telur, pengobatan dan pemberian vitamin secara rutin serta pemberian makanan rangsum yang tepat. Disamping itu juga bekerja sama dengan pihak dinas peternakan.
Manajemen yang bagus dari awal usaha sampai purna jual adalah kunci untuk keberhasilan peternakan ini.


3.    RENCANA KAPASITAS PRODUKSI

3.1 FASILITAS PRODUKSI YANG DIMILIKI
Lahan untuk Kandang 250m3 kapasitas 1200 ekor ayam kampung dan lahan untuk perluasan. Lahan untuk gudang (menyimpan rangsum pakan dll.) dan administrasi 24m2.

Kapasitas produksi 300 ayam kampung tiap periode 3 bulan.

3.2 RENCANA PENGEMBANGAN PRODUKSI
Pada tahun 2010 sebagai awal usaha peternakan ayam kampung saya akan memelihara 300 ekor ayam kampung yang diperlihara selama 3 bulan untuk kemudian dijual. 1 tahun kemudian dinaikan produksinya dengan menambah 100% menjadi 600 ekor ayam kampung dan tahun 2012 peliharaan ayam kampung menjadi 1.200 ekor.

3.3  VOLUME PENJUALAN SAAT INI
1.    Harga anak ayam DOC (day old chick) adalah Rp 4.000/ekor. Untuk 300 ekor anak ayam  diperlukan modal sebesar: Rp 4.000 x 300 ekor = Rp 1.200.000
2.    Biaya pakan per ekor ayam adalah Rp 81,56,11/hari. Untuk 300 ekor ayam selama 3 bulan sebesar Rp 79,11 x 300 ekor – mortalitas 3% x 90 hari = Rp 2.136.000
3.    Vaksinasi dan obat-obatan Rp 200/ekor sehingga total untuk semua Rp 200 x (300 ekor – 0.03) = Rp 60.000
4.    Tenaga kerja 1 orang (pemilik) per bulan Rp 750.000. Selam 3 bulan membutuhkan dana sebesar: Rp 750.000 x 3 bulan = Rp 2.250.000
5.    Biaya pembuatan kandang dan biaya tempat makan dan minum: Rp 450.000 dengan nilai ekonomis 3 tahun, jadi Rp 1.350.000:36 = Rp 112.500
6.    Biaya-biaya lain sebesar Rp 60.000

Total biaya untuk 300 ekor ayam sebesar Rp 5.818.500

Pendapatan Usaha:
Harga ayam Rp 23.000/ekor, jadi (300 ekor – 0.03) = 291 ekor x Rp 23.000= Rp 6.693.000

Laba Usaha
Rp 6.693.000 – Rp 5.818.500 = Rp 874.500

3.4 RENCANA PENINGKATAN VOLUME PENJUALAN
Pada tahun 2010 sebagai awal usaha peternakan ayam kampung saya akan memelihara 300 ekor ayam kampung yang diperlihara selama 3 bulan untuk kemudian dijual. 1 tahun kemudian dinaikan produksinya dengan menambah 100% menjadi 600 ekor ayam kampung dan tahun 2012 peliharaan ayam kampun menjadi 1.200 ekor.
Peningkatan Volume Produksi:


TAHUN
JML AYAM
2010
300
2011
600
2012
1.200


4.    ANALISIS SUMBER DAYA MANUSIA (SDM)

4.1  ANALISIS KOMPETENSI SDM
Sumber Daya Manusia yang dibutuhkan adalah orang yang mengerti dunia peternakan khusunya ternak ayam kampung, di luar lulusan peternakan, orang tersebut harus dilatih supaya mengerti tentang beternak ayam kampung secara benar dan profesional.

4.2. ANALISIS KEBUTUHAN DAN RENCANA PENGEMBANGAN SDM
Usaha peternakan ayam kampung khusus produksi, artinya di luar membuat rangsum, produksi kandang, dan pascaproduksi, bukan padat karya. Karena kesibukan dipeternakan bersifat temporer atau sibuk dikala memberi pakan, selebihnya digunakan untuk membersihkan kandang dan lingkungan kandang, mengawasi kesehatan, dll. Jadi cukup mempekerjakan 1 pegawai tetap yaitu saya sendiri sebagai pemilik pada tahun 2010 dengan 300, 2 karyawan termasuk saya sendiri sebagai pemilik pada tahun 2011 dan 3 orang pada tahun 2012 . Untuk masalah penjualan, administrasi umum, dan persiapan bahan baku kandang, bisa saya lakukan sendiri sebagai pemilik. Yang penting saya dapat mengatur kerja dan merancang tata kerja dan bukan pada jumlah personalnya. Hanya saja pegawai tersebut harus diberi pelatihan tentang cara-cara berternak ayam kampung.

Jumlah SDM:
TAHUN
JML AYAM
JML KARYAWAN*
2010
300
1
2011
600
2
2012
1.200
3
*) Termasuk Pemilik


5.        RENCANA PENGEMBANGAN USAHA

STRATEGI PEMASARAN:
Strategi yang diterapkan pada tahap awal adalah memasarkan ayam kampung siap potong kepada pedagang dan rumah tangga sebagai konsumen akhir di Kabubatern Kulon Progo Utara. Tahap berikutnya saya akan memasarkan hasil produk ayam kampung siap potong di Kabupaten Kulon Progro Utara dan tengah dan pada tahan ke-3 saya sudah bisa menguasai pasar di seluruh Kabupaten Kulon Progo dan sekitarnya.
Untuk mempertahan pasa maka saya akan tetap mempertahankan kualitas, keunikan produk, harga bersaing dan pelayanan purna jual yang prima.

STRATEGI PRODUKSI:
Pada tahun 2010 sebagai awal usaha peternakan ayam kampung saya akan memelihara 300 ekor ayam kampung yang diperlihara selama 3 bulan untuk kemudian dijual. 1 tahun kemudian dinaikan produksinya dengan menambah 100% menjadi 600 ekor ayam kampung dan tahun 2012 peliharaan ayam kampun menjadi 1.200 ekor.

STRATEGI ORGANISASI DAN SDM
Usaha peternakan ayam kampung khusus produksi, artinya di luar membuat rangsum, produksi kandang, dan pascaproduksi, dengan jumlah 300 ekor bukan padat karya. Karena kesibukan dipetenakan bersifat temporer atau sibut dikala memberi pakan dan mengumpulkan telur, selebihnya digunakan untuk membersihkan kandang dan lingkungan kandang, mengawasi kesehatan, dll. Jadi cukup dikerjakan 1 karyawan saja yaitu saya sendiri sebagai pemilik pada tahun 2010. Pada tahun 2011 dengan 600 ekor ayam 2 karyawan termasuk saya sebagai pemilik. Dan pada tahun 2012 dengan 1.200 ayam menjadi 3 karyawan termasuk saya sebagai pemilik. Untuk masalah penjualan, administrasi umum, dan persiapan bahan baku kandang, bisa saya lakukan sendiri sebagai pemilik. Yang penting saya dapat mengatur kerja dan merancang tata kerja dan bukan pada jumlah personalnya. Hanya saja pegawai tersebut harus diberi pelatihan tentang cara-cara berternak ayam kampung.

STRATEGI KEUANGAN
Pada tahun 2010 jumlah ternak ayam 300, 1 periode (per periode 3 bulan), jumlah pinjaman Rp 6.000.000, dengan pengembalian pinjaman 3 bulan dengan biaya bunga Rp 198.000, kebutuhan modal kerja Rp 5.818.000. Penjualan dikurangan mortalitas 3%,  291 x Rp 23.000 = Rp 6.693.000. Pendapatan Rp 6.693.000 – Rp  5.818.000 – Rp 198.000 = Rp 677.000
Pada tahun 2011 jumlah ternak ayam 600, total pinjaman Rp 43.500.000, dengan pengembalian pinjaman 12 bulan dengan biaya bunga Rp 5.610.000, kebutuhan modal Rp 43.008.000. Penjulan dikurangi mortalitas 3%, 582 x Rp 23.000 = Rp 53.544.000. Pendapatan Rp 53.544.000 – 43.008.000 – Rp 5.610.000 = Rp 4.926.000. Pada tahun 2012, dua kali lipat tahun 2011.

6.        RENCANA KEBERLANJUTAN

6.1 RENCANA KEBUTUHAN PINJAMAN


TAHUN
(dalam ribuan rupiah)
2010
2011
2012
Total Nilai Kebutuhan Modal/Pinjaman
6.000
43.500
77.500
Total Nilai Kebutuhan Investasi
1.350
1.350
2.700
Total Nilai Kebutuhan Modal Kerja
5.818
43.008
77.016

6.2            RENCANA PENGEMBALIAN DANA PINJAMAN

TAHUN
2010
2011
2012
Jangka Waktu Pengembalian
3 bulan
12 Bulan
12 Bulan
Masa Tenggang Pembayaran
1 bulan
1 bulan
1 bulan


6.3  AGUNAN YANG DIMILIKI

Jenis Agunan                     : BPKB Kendaraan roda 2 dan setifikat tanah
Spesifikasi dan
Keterangan Lain-lain         : -
Aspek Legalitas                 : Hak Milik Sendiri
Nilai Agunan                     : 100 juta

7.        RENCANA ARUS KAS / RENCANA PENGGUNAAN DANA

RENCANA ARUS KAS
AYAM KAMPUNGKU JAYA
TAHUN 2010 - 2012


2010
2011
2012
A.  PENERIMAAN





Penerimaan Penjualan
6,693,000
53,544,000
107,088,000
Penerimaan Pinjaman
6,000,000
42,500,000
77,500,000
Sub Total Penerimaan
12,693,000
96,044,000
184,588,000
B.   PENGELUARAN





Pembelian Asset (investasi) - Kandang dan Tempat makan dan minum sebesar Rp 1.350.000. Umur ekonomis 3 tahun
112,500
450,000
900,000
Pembelian Bahan Baku (Bibit Ayam)
1,200,000
9,600,000
19,200,000
Pembelian Bahan Pembantu (Vaksin, Vitamin dan Obat-obatan)
60,000
480,000
960,000
Biaya Produksi Lain-lain (Pakan Ayam: Konsentrat dan Bekatul)
2,136,000
17,088,000
34,176,000
Gaji Pimpinan (Pemilik)
2,250,000
9,000,000
9,000,000
Gaji Karyawan
0
6,000,000
12,000,000
Biaya Pemeliharaan
15,000
120,000
240,000
Biaya Pemasaran
10,000
20,000
40,000
Alat Tulis Kantor
5,000
10,000
20,000
Listrik, Air, Telepon
30,000
240,000
480,000
Angsuran Pokok
6,000,000
42,500,000
77,500,000
Biaya Bunga
198,000
5,610,000
10,230,000
Sub Total Pengeluaran
12,016,500
91,118,000
164,746,000
C.  SELISIH KAS
676,500
4,926,000
19,842,000
D.  SALDO KAS AWAL
0
676,500
5,602,500
E.   SALDO KAS AKHIR
676,500
5,602,500
25,444,500

0 komentar:

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More